Selamat Atas Terpilihnya Faturrahman Sebagai Ketua HMI Cabang Samarinda
Diposting oleh PERMATA_KALIMANTAN di 22.33Selamat Atas Suksesnya Konfercab HMI ke-29 di Gedung Haji
Diposting oleh PERMATA_KALIMANTAN di 22.30Momentum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke Sidratul Muntaha adalah peristiwa yang sangat fenomenal dalam sejarah umat Islam. Mengapa demikian? Karena dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah ibadah wajib, yakni sholat lima waktu yang langsung dari Allah SWT.
Perintah sholat ini kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).
Bersandar pada alasan inilah, Imam Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang berjudul asli ‘Kitab al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, beserta telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.
Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan mendalam kisah sakral Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah Allah berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang lain? Ataukah ia semacam wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?
Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang dalam buku ini.
Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku ”In the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.
Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.
Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.
Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.
Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.
Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah SAW dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Mengacu pada berbagai aspek diatas, buku setebal 178 halaman ini setidaknya sangat menarik, karena selain memberikan bingkai yang cukup lengkap tentang peristiwa Isra’ mikraj Nabi saw, tetapi juga memuat mi’rajnya beberapa Nabi yang lain serta beberapa wali. Kemudian kelebihan lain dalam buku ini adalah dipaparkan juga mengenai kisah Mikrajnya Abu Yazid al-Bisthami. Mikraj bagi ulama kenamaan ini merupakan rujukan bagi kondisi, kedudukan, dan perjalanan ruhaninya menuju Allah.
Ia menggambarkan rambu-rambu jalan menuju Allah, kejujuran dan ketulusan niat menempuh perjalanan spiritual, serta keharusan melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah. Maka, sampai pada satu kesimpulan, bahwa jika perjalanan hijrah menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi “puncak” perjalanan seorang hamba menuju kesempurnaan ruhani.
Salam PERMATA
Sebanyak 10.000 anggota gerakan koperasi dari seluruh Indonesia akan segera merayakan Hari Koperasi (Har-kop) ke-62 di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). "Harkop tahun ini diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur, dan akan dihadiri lebih dari 10.000 anggota gerakan koperasi seluruh Indonesia," kata Ketua Panitia Harkop ke-62 2009, Soeryo Bawono, di Jakarta, pekan lalu.
Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menyatakan, pemerintah menunjuk Dekopin sebagai panitia penyelenggara Harkop ke-62 bersama dengan Pemprov Kaltim, sekaligusgerakan koperasi. Kaltim ditunjuk sebagai tuan rumah lantaran dinilai merupakan provinsi yang menaruh perhatian besar terhadap koperasi. "Kaltim merupakan provinsi koperasi, di mana banyak koperasi berkualitas lahir di provinsi ini," katanya.
Dalam usianya yang ke-62, gerakan koperasi dinilai telah menunjukkan pertumbuhan ke arah yang positif. Menurut Soeryo, sebelum tahun 1999, koperasi hanya menjadi bagian dari gerakan pemerintah. Namun, setelah tahun 1999, gerakan koperasi telah mampu menunjukkan independensinya. "Koperasi dalam 10 tahun terakhir sudah mampu lepaslandas dan menjadi gerakan independen," katanya.
Saat ini, jumlah koperasi di Indonesia mencapai 153.000 unit dengan anggota mencapai 27 juta orang. Pihaknya menargetkan pada 2014 anggota koperasi di Tanah Air mampu mencapai 100 juta orang.
Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Tata Laksana Koperasi dan UKM Bidang Kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Nur Ediningsih, pemerintah mendukung pelaksanaan Harkop di bawah koordinasi sejumlah instansi, yakni Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Dekopin, Pemprov Kalimantan Timur, dan gerakan koperasi.
"Yang jelas, melalui han jadi koperasi yang ke-62 ini, kita harapkan koperasi akan tumbuh lebih baik, terutama dasi segi kualitas. Jika dari segi kuantitas, sudah banyak masyarakat yang membentuk koperasi," katanya. "
Menurut dia, dalam usianya yang ke-62 tahun ini, banyak koperasi yang belum berperingkat baik dan disiplin, khususnya dalam melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT). "Hanya 40 persen dari koperasi kita yang aktif saat ini," katanya.
Pada akhir 2008, tercatat sebanyak 155.000 koperasi ada di Indonesia, dengan demikian hanya 62.000 koperasi yang aktif.
Oleh karena itu, peringatan Harkop tahun ini pada dasarnya masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, termasuk bagi Ke-mennegkop dan UKM untuk menyelesaikan target pemeringkatan koperasi. "Dengan program pemeringkatan koperasi, kita akan tahu bagaimana sebetulnya kualitas koperasi kita. Tahun ini, kita targetkan mampu memeringkatkan 11.000 koperasi," katanya.
Dengan demikian, akan ada 53.267 koperasi yang sudah berperingkat sejak 2004 hingga 2009. Terdeteksinya peringkat koperasi diharapkan dapat memenuhi harapan bersama.
Read More..