Gaya Bahasa Retorika

Retorika (rethoric) secara harfiyah artinya berpidato atau kepandaian berbicara. Kini lebih dikenal dengan nama Public Speaking.

Dewasa ini retorika cenderung dipahami sebagai “omong kosong” atau “permainan kata-kata” (“words games”), juga bermakna propaganda (memengaruhi atau mengendalikan pemikiran-perilaku orang lain).

Teknik propaganda “Words Games” terdiri dari Name Calling (pemberian julukan buruk, labelling theory), Glittering Generalities (kebalikan dari name calling, yakni penjulukan dengan label asosiatif bercitra baik), dan Eufemism (penghalusan kata untuk menghindari kesan buruk atau menyembunyikan fakta sesungguhnya).

Gaya Bahasa Retorika

1. Metafora (menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak dikenal dengan mengidentifikasikannya dengan sesuatu yang dapat disadari secara langsung, jelas dan dikenal, tamsil);

2. Monopoli Semantik (penafsir tunggal yang memaksakan kehendak atas teks yang multi-interpretatif);

3. Fantasy Themes (tema-tema yang dimunculkan oleh penggunaan kata/istilah bisa memukau khalayak);

4. Labelling (penjulukan, audiens diarahkan untuk menyalahkan orang lain),

5. Kreasi Citra (mencitrakan positif pada satu pihak, biasanya si subjek yang berbicara);

6. Kata Topeng (kosakata untuk mengaburkan makna harfiahnya/realitas sesungguhnya);

7. Kategorisasi (menyudutkan pihak lain atau skenario menghadapi musuh yang terlalu kuat, dengan memecah-belah kelompok lawan);

8. Gobbledygook (menggunakan kata berbelit-belit, abstrak dan tidak secara langsung menunjuk kepada tema, jawaban normatif-diplomatis);

9. Apostrof (pengalihan amanat dengan menggunakan proses/kondisi/pihak lain yang tidak hadir sebagai kambing hitam yang bertanggung jawab kepada suatu masalah).

Read More..

Teori Kepemimpinan

Definisi dan Tujuan

Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan fikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita

Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :

1- Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi

2- Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.

3- Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara

Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya. (Dramaturgical Theory)

Menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah. (Narrative Paradigm)

Tokoh-tokoh Podium

- HOS Tjokroaminoto

- Ir. Soekarno

- Adolf Hitler

- Benito Musollini

- Napoleon Bonaparte

- Dll.

Macam-macam Pidato

  1. Pidato Ilmiah
  2. Pidato Ritual Keagamaan (khutbah, kebaktian, dll)
  3. Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
  4. Ceramah Umum
  5. Kuliah/ mengajar
  6. Diskusi
  7. Seminar
  8. Pidato Politik

Unsur Pesan Komunikasi

Seorang komunikator menyampaikan pesan-pesan melalui :

1. Pesan Linguistik

Untuk menyampaikan pesan bahasa tertentu kita harus menguasai:

a. Fonologi (mengujarkan bunyi kata)

b. Sintaksis (membentuk kalimat)

c. Semantik (memahami kata atau gabungan kata)

d. Memahami secara konseptual tentang dunia kita dan dunia yang kita bicarakan

e. Mempunyai sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar

2. Pesan Nonverbal memiliki fungsi :

a. Repetisi – mengulang kembali bahasa verbal

b. Subtitusi – mennggantikan bahasa verbal

c. Kontradiksi – menolak pesan verbal

d. Komplemen – melengkapi pesan verbal

e. Aksentuasi – menegaskan pesan verbal

Ada enam jenis pesan non verbal :

1). Kinesik (gerak tubuh) : fasial, gestural, postural

2). Paralinguistik (suara)

3). Proksemik (penggunaan ruang sosial atau personal)

4). Olfaksi (penciuman)

5). Sensitivitas kulit

6). Artifaktual (pakaian dan kosmetik)

Struktur Pesan

Secara umum setiap pesan yang secara sengaja disampaikan melalui Pidato terdiri atas :

  1. Pendahuluan
    1. Salam
    2. Penyampaian kepada hadirin
    3. Maksud atau tujuan
  2. Materi
    1. Pendekatan awal (kisah, menyampaikan data, dll.)
    2. Pertanyaan atau mengemukakan inti masalah
    3. Pembahahasan
  3. Penutup
    1. Kesimpulan
    2. Himbauan

Ucapan Salam Kepada Hadirin

1. Tujuan hadirin perlu diranking berdasarkan status dan kaitannya dengan acara

2. Orang-orang penting hendaknya disebutkan secara khusus

3. Tidak semua acara memerlukan penyebutan secara bertahap dan rinci.

Maksud dan Tujuan

Maksud, tujuan atau bahkan judul ceramah seringkali perlu diutarakan dengan jelas.

Materi atau Isi Pidato secara umum

1. Akar tunggang Judul yang aktual

2. Batang Logika yang konsisten

3. Cabang/ranting Kerangka yang sistematis

4. Daun Analisa yang logis

5. Bunga Variasi, humor, pepatah, puisi, dll.

6. Buah Berkesimpulan

Bagaimana menutup ceramah ?

  1. Usahakan menyampaikan kesimpulan pidato dan himbauan yang praktis yang bisa dibawa oleh khalayak untuk dilaksanakan.
  2. Salam

Mengumpulkan dan menyiapkan Materi Pidato

Sumber Materi :

- Kitab Suci & Sumber-sumber sejenis lainnya§ Kisah-kisah yang relevan dengan topik

- Berita dan informasi yang lagi aktual

- Buku-buku ilmu pengetahuan lainnya

- Kamus dan dictionary

- Hasil laporan penelitian, data-data, dan referensi lainnya

- Teknologi informatika (web/ blog/ online sources)

Memilih topik dan judul :

- Seberapa urgen judul yang sesuai dengan waktu dan situasi ?

- Judul sebaiknya berupa kalimat sempurna (affermative statement)

- Apakah waktu yang tersedia sesuai dengan cakupan judul yang dipilih ?

- Apakah audiens yang hadir cocok dengan cakupan judul yang dipilih ?

- Apakah cara pemaparan dan pengambilan kesimpulan dengan metode induksi atau deduksi ?

- Apa yang dapat dibawa oleh khalayak ?

Pendahuluan pidato haruslah :

- Padat

- Gaya bahasa menarik

- Menghindari “Redundancy

- Diluar dugaan (surprise)

- Bagaikan Iklan

Materi pidato

- Materi jangan terlalu luas

- Jangan berharap orang lain (khalayak) langsung mengerti

- Satu segi saja

- Cara lebih dipentingkan dari isi

Keberhasilan penceramah dalam menyampaikan pesan:

1- Mengetahui secara detail sesuatu yang dibahas terutama yang menyangkut masalah ilmiah dan mengandung masalah yang interpretable dan debateable. Jika tidak sampaikan gagasan yang bersifat ‘informatif’ saja.

2- Sampaikan dengan ikhlas dan tulus yang muncul dari tanggungjawab pribadi.

3- Ungkapkan dengan bahasa yang sopan, bijaksana dan santun

4- Terus menerus dalam menyampaikan pesan kebenaran dan jangan bosan-bosan. Bersabarlah untuk memdapatkan hasil yang diinginkan

5- Mulailah apa yang dikatakan didepan hadirin pada diri sendiri

Persiapan Pidato

- Pakaian sederhana

- Keadaan fisik yang mantap edan sehat

- Materi disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih dahulu

- Bagi pemula, upayakan berlatih dahulu

- Materi harus dipilih yang penting dan mendesak

- Jangan mengharap ‘salam tempel’ dan ‘pujian’

- Jangan pidato kalau sakit, pikiran kacau, lapar, atau haus

Saat berpidato, perlu diperhatikan

- Sikapnya

- Air mukanya

- Pakaiannya

- Ucapannya, harus fasih (khususnya Bahasa Asing)

- Gerak geriknya

- Tata rias/ make-up nya

Senjata Pidato

- Doa

- Pepatah

- Humor/lelucon

- Semangat berapi-api

- Syahdu

- Lagu-lagu

- Alat peraga

Apabila audiens banyak, maka :

- Volume suara tambah keras

- Tekanan/nada suara tinggi

- Tempo harus lambat

- Bahasa harus awam (dimengerti umum)

- Logikanya sederhana

- Semangatnya tinggi

Penutup pidato

- Kalimat kunci sebagai simpulan (harapan dan penekanan)

- Pepatah yang akan diingat khalayak

- Usahakan agar audiens penasaran

GAYA KOMUNIKASI LAINNYA

Persuasi

þ Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire).

þ Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).

þ Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).

þ Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)

Propaganda

þ Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis tertentu.

þ Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.

þ Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah :

1. status komunikator

2. kredibilitas komunikator

3. daya tarik komunikator

4. isi pesan

5. struktur pesan

6. pemilihan media yang digunakan secara tepat.

Ketertarikan khalayak terhadap Pesan yang dipakai

- Topik (pesan) yang dibahas

- Cara penyampaian

- Teknik-teknik mengembangkan pokok bahasan

- Bahasa yang dipakai

- Organisasi pesan yang dipakai

- Situasi yang dihadapi (setiap khalayak memiliki kondisi yang unik)

- Keahlian (profesionalitas)

- Kejujuran

Read More..

Selamat dan Terima Kasih

image

Segenap Pengurus Persatuan Mahasiswa Tarakan (PERMATA), Mengucapkan selamat atas dilantiknya Ayahanda H. Udin Hianggio dan Ayahanda H. Suharjo T. , sebagai Walikota dan Wakil Walikota Tarakan Periode 2008-2013.

Semoga diberikan petunjuk untuk menjalankan amanah masyarakat Kota Tarakan.

Dan

 image   image

Mengucapkan Terima Kasih Kepada Ayahanda dr. Jusuf SK dan Ayahanda Thamrin Abdurrahman Dumum, SH Selaku Walikota dan Wakil Walikota Periode 2003-2008. Semoga masih dapat berkarya dan  memberikan sumbangsih pemikiran guna pembangunan Kota Tarakan.

Read More..